Langsung ke konten utama

Harga Tes PCR India 96 Ribu, Mengapa Bisa Lebih Murah?


 

Harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di India menjadi sorotan, bagaimana tidak? Pemerintah India menetapkan harga per tes PCR sebesar 500 rupe atau sekitar Rp 96 rupiah. Mengapa bisa lebih murah?

Pandemi Covid-19 ini tidak hanya dirasakan oleh warga Indonesia, namun di seluruh penjuru dunia merasakan hal yang sama. Cepatnya penyebaran Covid-19 membuat lonjakkan kasus tidak bisa dihindarkan. Tidak hanya itu, kini varian virus Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis. Virus yang bermutasi ini salah satunya adalah varian Delta. Varian ini pertama kali ditemukan di negara India pasca ledakan kasus Covid-19 pada gelombang kedua. Atas dasar hal tersebut, pemerintah India gencar untuk lebih fokus menangani permasalahan lonjakan kasus Covid-19 di negaranya. Beberapa waktu lalu, pemerintah India mengumumkan untuk penetapan harga tes PCRIndia senilai 500 rupe. Mengingat jumlah penduduk India memang tergolong padat, sehingga pemerintah India merencanakan hal ini agar semua warganya dapat segera melakukan tes PCR secara serentak.²

Murahnya harga tes PCR di India membuat masyarakat Indonesia terkejut dan bertanya-tanya, mengapa bisa murah? Sedangkan jika dibandingkan dengan harga tes PCR di Indonesia bisa mencapai Rp 900 rb untuk sekali tesnya, sesuai dengan Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab adalah Rp.900 ribu.¹

Berdasarkan pernyataan Kedubes India, pemerintah  India memangkas harga PCR dengan tujuan agar masyarakat setempat dapat melakukan testing dengan harga terjangkau. Jika harga tes PCR beberapa bulan lalu di ibu kota India itu seharga 800 Rupee atau sekitar Rp 154 ribu. Namun kini, hanya 500 Rupee atau setara 96 ribu.³

Mengapa Harga Tes PCR di India Murah?

Ada beberapa hal yang membuat India mampu menekan harga tes PCR, seperti yang dijelaskan oleh Eks direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. India memiliki fasilitas keringanan pajak dan bukan hal yang biasa jika harga PCR menjadi murah karena fasilitas tersebut. Selain itu, murahnya bahan baku dan ketersediaan tenaga kerja (Sumber Daya Manusia) menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah India berani menekan harga tes PCR.⁴

Melihat hal itu, presiden Jokowi ingin merencanakan hal serupa dengan meringankan harga tes PCR di Indonesia. Presiden Indonesia ini berharap ada penekanan harga yang awalnya senilai Rp 900 rb, dipangkas hingga kisaran Rp 450-550 ribu. Selain itu, menghimbau untuk mempercepat pemeriksaan dan memperbanyak jumlah tenaga kerja untuk menangani tes tersebut, beliau pun berharap agar hasil tes PCR dapat selesai dalam waktu 1×24 jam.²

Tes PCR ini menentukan apakah tubuh terpapar virus Covid-19 atau tidak, hasil tersebut yang menjadi acuan angka kasus Covid-19 di Indonesia. Jika Anda memiliki beberapa gejala Covid-19, segera melakukan tes swab atau PCR ya untuk konsultasi lebih lanjut dapat dilakukan secara online melalui Alinamed App.5 (LOV)

Sumber Alinamed : Harga Tes PCR India 96 Ribu, Mengapa Bisa Lebih Murah?

Referensi:

  1. Kemenkes. 2021, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Tarif Tertinggi Tes RT-PCR, https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201005/2335240/kemenkes-terbitkan-surat-edaran-tarif-tertinggi-tes-rt-pcr/ (dilihat 19 Agustus 2021)
  2. Kominfo. 2021, Presiden Minta Menkes Pangkas Harga Tes PCR, https://kominfo.go.id/content/detail/36384/presiden-minta-menkes-pangkas-harga-tes-pcr/0/berita (dilihat 19 Agustus 2021)
  3. Kompas. 2021, Biaya PCR di India Hanya Sepersembilan di Indonesia, https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/08/14/biaya-pcr-di-india-hanya-sepersembilan-di-indonesia/ (dilihat 19 Agustus 2021)
  4. Youtube. 2021, Penjelasan mantan Direktur WHO Asia Tenggara Terkait Harga PCR di Indiahttps://www.youtube.com/watch?v=RoHh__cj8lQ (dilihat 19 Agustus 2021)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalan sama Rustic Market, Cafe yang Lagi Viral

                                                                             Baru-baru ini masyarakat berbincang mengenai cafe baru yang berlokasi di Surabaya Barat. Café bertema Eropan Style ini sedang digandrugi banyak orang. Bagaimana tidak? Konsep yang unik dengan tempat yang luas. Setiap bangunan dibuat dengan konsep wooden lodge atau cabin dengan ornamen rustic dan perabotan kayu. Sebelumnya cafe ini telah memiliki cabang di Surabaya dan  Mojokerto. Kini pengelola menambah cabangnya kembali di Kota Surabaya tepatnya berlokasi di Perumahan Graha Natura dengan memberikan tag line Rustic Market The Lake View karena memiliki view pemandangan danau atau banyak yang mengenalnya dengan Rustic Market 3.0 karena merupakan cabang ke-3 dari cafe ini. Anak milenial jaman sekarang pasti happy kalau lagi nongkrong disini, karena disajikan spot foto aesthetic dengan space yang luas dan instagramable . Saya pernah kesana, dan suasananya memang sejuk dengan pemandangan rumput serta danau yang c

Tips Ala Ronaldo Agar Memiliki Tubuh Fit di Usia Sekarang

Christiano Ronaldo menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik di dunia, memiliki tubuh yang fit dan atletis. Meski telah menginjak usia 36 tahun, Ronaldo masih mempertahankan tubuh yang fit sampai sekarang. Bagaimana tipsnya? Salah satu pesohor dunia dalam bidang sepak bola ini menghebohkan dunia olahraga pekan ini. Keputusannya dalam kembali ke Manchester United disorot publik. Bagaimana tidak? Pemain dengan sapaan Ronaldo ini sebelumnya berada dalam club Juventus.¹ Meski usianya sudah tak lagi muda, namun Christiano Ronalno masih tetap bisa mempertahankan badan atletis dan bugarnya. Memiliki tubuh yang fit adalah dambaan bagi semua orang. Selain menyehatkan bagi tubuh, mendapatkan tubuh yang ideal adalah manfaat lain dari memiliki tubuh fit. Untuk mendapatkan badan yang sehat dan fit, inilah tips ala Ronaldo yang bisa dicontek nih! Tips mendapatkan tubuh fit ala Ronaldo 1. Fitness Sama halnya olahragawan lain, Ronaldo juga rajin fitness.   Peralatan fitness milik Ronaldo

Bagaimana Cara Pengelolaan Limbah Medis Covid-19?

  Wabah Covid-19 yang telah melanda negeri ini, tak hanya menyisahkan sedih pada korban, tapi juga menyisahkan limbah. Limbah medis dari Covid-19 yang telah menumpuk bagaimana cara mengolahnya? Berbagai jenis limbah yang dihasilkan selama pandemi ini tak hanya masker yang sering kita pakai, namun APD, alat test swab atau PCR juga menyisahkan limbah. Menurut Dinas Lingkunagan Hidup DKI Jakarta bahwa sampah infeksius di Jakarta selama pandemi Covid-19 telah mencapai 12,7 ton. Angka tersebut hanya melaporkan limbah di wilayah Jakarta, belum di seluruh penjuru negeri.¹   Angka ini bisa saja terus bertambah jika Covid-19 belum mereda. Selain itu, menurut pelaporan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), terjadi peningkatan jumlah limbah medis Covid-19 sejumlah 88.398 kg/hari atau atau 30% lebih banyak dari limbah medis normal. Masker yang kita gunakan setiap hari lebih banyak jumlahnya, menghasilkan sampah yang diperkirakan 537.166 kg/hari dengan asumsi pengguna masker 50% dari jumlah